Senin, 17 Oktober 2011

Gus Dur Diangkat Jadi Wali ke 10 di Indonesia



Monday, October 17, 2011 8:00 AM
Di Indonesia, dikenal ada sembilan wali besar. Namun kali ini, Wali bagi  umat Islam di Indonesia sudah berjumlah 10. Wali ke-10 adalah mantan  Presiden RI sekaligus tokoh Nahdatul Ulama, Abdurrahman Wahid alias Gus  Dur.
http://babesajabu.files.wordpress.com/2010/01/gus-dur.jpg

Ini disampaikan oleh guru besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga  Yogyakarta, Profesor Dr. H. Yudian W.Asmin di sarasehan nasional  mengenang satu tahun wafatnya Gus Dur di pondok pesantren Tebuireng  Jombang 
“Wajar khan Gus Dur dilantik jadi wali ke-10,” tanya Yudian kepada  peserta sarasehan yang mayoritas para santri. “Iyaa,” kata peserta  serentak menjawab.

Yudian mengatakan di Indonesia, dikenal ada sembilan wali besar. “Dan  dari catatan sejarah saya, Gus Dur adalah wali besar kesepuluh,” ujar  dia.

Ia mengatakan Gus Dur adalah wali yang mempunyai tugas menjaga Negara  Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Sunan-Sunan yang sebelumnya hanya  menjaga suatu daerah tertentu sedangkan Gus Dur keluasan wilayahnya  sangat besar,” kata dia.

Yudian mengatakan, Gus Dur hidup dalam konteks setelah merdeka, dalam  masa nasionalisme Indonesia yang tercabik. “Gus Dur juga pernah menjadi  korban,” ujar dia. Menurut dia, Gus Dur sangat pantas disebut Wali,  apalagi jika dibandingkan dengan jasa-jasa Wali sebelumnya.

Menurut dia, Gus Dur sangat faham fiqih (filsafat keislaman). Dan inilah  yang sering dilupakan oleh para ulama. “Filsafat keislamaan beliau  mampu menyelesaikan masalah pluralisme Indonesia saat itu,” ujar Yudian.  “Gus Dur pernah berkata hidupnya hanya untuk Indonesia, Islam dan  Nahdatul Ulama.”

Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengatakan dulu pluralisme masih  menjadi masalah bangsa. Namun saat ini, berkat peran Gus Dur, pluralisme  tidak menjadi masalah bangsa. “Sekarang Islam tidak ditakuti dan bukan  kampungan. Dan peran paling besar untuk pluralisme diambil Gus Dur,”  kata dia.

Menurut Mahfud, yang menjadi masalah bangsa saat ini kata dia adalah ketidakadilan, penegakan hukum, kemiskinan dan korupsi.

Sementara Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Lukman  Syaifuddin, mengatakan, Gus Dur adalah sosok yang global meskipun  berlatar belakang pondok pesantren yang tradisional. “Gus Dur bebas  melakukan apa saja tanpa dihisab di hari kiamat. Karena dia selalu punya  landasan yang kuat,” katanya, mengenang Gus Dur.

http://www.berita.manadotoday.com/gus-dur-diangkat-jadi-wali-ke-10-di-indonesia/29.html